Kamis, 12 Maret 2020

BAHTSUL MASAIL TATA KELOLA MASJID

BAHTSUL MASAIL TATA KELOLA MASJID


Deskripsi Masalah

Masjid merupakan tempat beribadah umat Islam, baik dalam arti khusus (mahdlah) maupun luas (ghairu mahdlah). Bangunannya yang besar, indah dan bersih sangat didambakan, namun masih kurang bermakna apabila tidak ada aktivitas syiar Islam yang semarak. Shalat berjama'ah merupakan parameter adanya kemakmuran masjid dan sekaligus menjadi indikator kereligiusan umat Islam disekitarnya. Kegiatan-kegiatan sosial, dakwah, pendidikan dan lain sebagainya juga akan menambah kesemarakan dalam memakmurkan masjid.

 

Untuk mewujudkan itu semua, masjid ditangani oleh pengurus masjid. Sebagaimana telah dimaklumi bersama bahwa kepengurusan masjid yang berlaku dimasyarakat kita terutama di pedesaan terdiri dari 2 unsur; nadzir dan takmir. Realitanya, nadzir dalam istilah kepengurusan masjid telah mengalami penyempitan makna, yaitu hanya mengurusi "kegiatan peribadatan" saja (shalat jama'ah, shalat jumat, pengajian, dan lain-lain), sementara urusan-urusan seperti pembangunan fisik masjid dan yang lain menjadi wewenang takmir dan seluruh perangkatnya (seksi-seksi), sehingga terkadang terjadi selisih pendapat antara keduanya.

 

Pertanyaan :

Apa pengertian nadzir dan takmir berikut perangkatnya secara fiqh? Apa tugas dan wewenang masing-masing?
Jika terjadi selisih pendapat dalam urusan masjid, manakah yang didahulukan?. Ataukah diambil jalan tengah atau bagaimana?
Apakah ahli waris waqif berhak dan memiliki wewenang untuk mengatur urusan masjid sementara sudah ada pengurusnya?
(LBM NU CABANG DEMAK)

 

Jawaban :

1. Definisi Nadzir dan Takmir beserta tugas dan wewenang

 

Definisi Nadzir

رسالة الاماجد : ص 18

الناظرهو المتولى على الوقف أو المسجد ومتعهده وحافظ الريع والاملا ك

Nadhir adalah orang yg diberi kekuasaan atas waqaf atau Masjid dan melestarikannya serta menjaga penghasilan dan semua harta kekayaannya.

 

رسالة الاماجد : ص 18

فان لم يكن هناك ناظر من جهة الواقف يلزم صلحاء البلد تولية أهل للنظر والولاية وإلا أثموا

Apabila disana [dalam hal waqaf] tidak ada Nadhir yang diangkat oleh waqif, maka tokoh-tokoh islam berkewajiban mengangkat orang yang layak dijadikan Nadhir, dan bila tidak maka berdosalah mereka semua.

 

تحفة المحتاج :ج 6 ص 286

ويجوز ان يكون الناظر اكثر من واحد ويكون احدهم مشرفا يتوقف التصرف على مراجعته

Dan Nadhir boleh itu lebih dari satu dan kemudian salah satunya harus ada yang jadi ketua yang selalu dimintai persetujuan dalam semua tindakan

 

بغية المسترشدين : ص 174

وظيفة الولي فيما تولى فيه حفطه وتعهده والتصرف فيه بالغبطة والمصلحة وصرفه في مصارفه

Tugas penguasa [Nadhir] dalam sesuatu yang dikuasai adalah menjaga, merawat dan bertindak yang menguntungkan serta menguntungkan terhadap yang dikuasai [waqaf] dan menggunakan dalam penggunaan -penggunaan yang semestinya

 

بغية المسترشدين : ص 173

يتبع في النظر ما شرطه الواقف

Harus diikuti dalam ke-Nazdir-an sesuatu yang telah disyaratkan oleh waqif

 

بجيرمى على الخطيب ج 3 ص 216 

يجب العمل بشرط الواقف مالم يناف الوقف اوالشرع

Nadzir wajib melaksanakan ketentuan-ketentuan yang diberikan oleh waqif selagi tidak menghilangkan waqif dan tidak melanggar syara'

 

Definisi Ta'mir

Ta'mir tidak ada dalam daftar istilah fiqh. Kalau kita teliti bentuk mashdar: Ta'mir, dari akar kata عمّر يعمّر تعميرا, disebutkan oleh Al-Qur'an;  

لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ (Q.S. Al-Baqarah: 96).

وَمَا يُعَمَّرُ مِن مُّعَمَّرٍ وَلَا يُنقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ (Q.S. Fathir:11).

Artinya adalah 'panjang umur'. Barangkali maksudnya supaya masjid itu hidup panjang umur. Atau memang pengertian tersebut melenceng dan salah.

 

Yang ada adalah kata عمارة, dari kata عمر يعمرعمارة dengan tanpa tasydid pada `ain fi`il-nya, artinya 'meramaikan'. Yang disebut dalam Q.S. At-Taubah ayat 18; إنما يعمر مساجد الله.

Istilah Ta'mir hanya berlaku di kalangan kita, masyarakat Indonesia. Kita masih harus menggali definisi yang lebih detail untuk memberikan hukum berdasarkan fiqh. Karena kedudukan istilah Ta'mir itu sendiri belum jelas untuk dijatuhi hukum.

 

Maka, untuk menghukumi Ta'mir secara fiqh, kita perlu melihat praktek lapangan, bagaimana fungsi dan keberadaan Ta'mir itu sendiri. Apabila Ta'mir merupakan lembaga yang diberi kekuasaan mengelola waqaf (masjid) oleh waqif, maka hukumnya adalah sama dengan Nadzir dalam istilah fiqh. Apabila Ta'mir adalah Susunan kepengurusan masjid yang dibentuk oleh seorang Nadzir (yang notabene bertanggung jawab penuh atas pengelolaan waqaf), maka Ta'mir disini hukumnya sama dengan Wakil Nadzir.

 

حاشية القليوبي : ج 3 - ص 109 

وتجوز الاستنابة في الوظاءف قاله شيخنا تبعا لشيخنا الرملي تبعا للسبكي ولايستنيب الامثلهاواعلى منه

Guru kita yang mengikuti Imam Romli dan Imam Subuki mengatakan bahwa boleh menggantikan pelaksanaan tugas-tugasnya tetapi tidak boleh menggantikannya kecuali kepada orang yang sesamanya (yang memenuhi syarat) atau kepada orang yang lebih tinggi dari padanya

 

الانصاف ج7 ص47 

وقال الحارثي- المشروط له نظرالمسجد له نصب من يقوم بوظائفه من امام ومؤذن وقيم وغيرهم

Al haritsy mengatakan: Orang yang disyaratkan jadi nadhir masjid itu boleh mengangkat orang lain untuk melaksanakan tugasnya seperti mengangkat imam, muadzin, orang yg merawat bangunan masjid dsb

 

تحفة المحتاج :ج 6 ص 291 

وافتى السبكي بان للواقف والناظر من جهته عزل المدرس ونحوه

Imam Subuki telah berfatwa bahwa sesungguhnya bagi waqif dan Nadhir yang diangkat oleh waqif, boleh memecat orang yang mengajar dan sesamanya [ditempat waqaf]

 

بغية المسترشدين ص 65 ط. الحرمين 

(مسألة ي) ليس للناظر العام وهو القاضى أو الوالى النظر فى الأمر الأوقاف وأموال المساجد مع وجود النظر الخاص المتأهل  فحينئذ فما يجمعه الناس ويبذلونه لعمارتها بنحو نذر أو هبة أو صدقة مقبوضين بيد الناظر أو وكيله كالساعى فى العمارة بإذن الناظر بملكه المسجد

 

2. Perselisihan antara Nadzir dan Ta'mir

Maka kembali kepada definisi, bahwa pengambil kebijakan adalah Nadzir. Apabila Ta'mir itu berposisi sebagai قائم على عمارة المسجد dalam istilah fiqih, atau sebagai وكيل الناظر ataupun الساعى فى العمارة, maka Ta'mir hanya mampu untuk memberikan pertimbangan lil mashlahah agar keputusan yang diambil nadzir adalah yang paling mashlahah. Walhasil, apabila ada perselisihan mengenai kebijakan yang paling mashlahah antara Nadzir dan Ta'mir (sebagai kepengurusan masjid yang dibentuk oleh Nadzir), maka yang berhak mengambil kebijakan adalah Nadzir.

 

Apabila muncul pertanyaan berkaitan dengan praktek lapangan mengenai tugas dan fungsi Ta'mir, sebagai قائم على عمارة المسجد dalam pembangunan, yaitu ta'mir menjadi nadzir (pengelola) atas waqaf berupa sumbangan dana pembangunan, yang menjadikan keduanya dihukumi sebagai Nadzir atas waqaf. Maka yang paling berhak atas kebijakan adalah Nadzir yang paling utama, yaitu Nadzir ketua, yang diangkat langsung oleh waqif tanah masjid.

 

3. Hak dan Wewenang Ahli Waris Waqif untuk Urusan Masjid

Ahli waris waqif tidak berhak mengambil kebijakan dalam pengelolaan masjid. Kecuali, bila ahli waris waqif adalah bagian dari Nadzir  yang mengelola masjid. Tapi, dipilihnya menjadi Nadzir ataupun keanggotaan Ta'mir tidak ada sangkut pautnya dengan pribadinya sebagai ahli waris atau bukan

As`ilah Bahtsul Masa`il Pengurus Cabang NU Kab. Demak Masa Khidmah 2012-2017 Putaran ke-8 di Masjid Jami' Desa Jetak Wedung Demak. Ahad Pahing, 18 Shaffar 1437 H / 29 Nopember 2015 M.

(Oleh Muhammad Naufal FA pada Minggu, 29 November 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA - SYARAH SAFINATUN NAJA

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA  - SYARAH SAFINATUN NAJA | Pustaka Mampir Karya Syekh Muhammad Nawawi b...