Jumat, 15 November 2019

NGAJI SAFINATUS SHOLAH part 2

NGAJI SAFINATUS SHOLAH

(Sayyid 'Abdullah bin Umar bin Yahya Al-Hadromiy As Syafi'i) 

PART 2
RUKUN-RUKUN SHOLAT

وأما أركان الصلاة تسعه عشر 

الأول :النيه بالقلب فيحضر في قلبه فعل الصلاة ويعبر عنه بفرض ويحضر فيه تعيينها ويعبر عنه بالظهر أو العصر أو المغرب أو العشاء أو الصبح فإذا حضرت هذه الثلاثة في قلبه قال الله أكبر غير غافل عنها ويزيد استحضار مأموما إن كان جماعه

الثاني : تكبيرة الإحرام وهي الله أكبر

الثالث : قراءة الفاتحة في القيام

الرابع : القيام إن قدر ولو بحبل أو معين في صلاة الفرض

الخامس : الركوع بأن ينحني من غير إرخاء ركبتيه

السادس : الطمأنينه فيه بأن تنفصل حركه رفعه وتسكن أعضاؤه كلها

السابع : الإعتدال بأن ينتصب قائما

الثامن : الطمأنينه فيه كما ذكرنا في الركوع

التاسع : السجود الأول

بأن يضع جبهته مكشوفة على مصلاة 

متحاملا عليها قليلا على غير متحرك 

رافعا عجيزته وما حولها على منكبيه ويديه ورأسه 

وبأن يضع جزء من كل من ركبتيه ومن باطن كل كف ومن باطن أصابع كل رجل

العاشر : الطمأنينه فيةكما ذكرنا في الركوع

الحادي عشر : الجلوس بين السجدتين بأن ينتصب جالسا

الثاني عشر : الطمأنينه فيه كما ذكرنا في الركوع

الثالث عشر : السجود الثاني مثل السجود الأول فيما مر فيه

الرابع عشر : الطمأنينه فيه في الركوع كما ذكرنا في الركوع

الخامس عشر : الجلوس الأخير منتصبا

السادس عشر : قراءة التشهد فيه

السابع عشر : الصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم بعد التشهد في القعود وأقلها اللهم صلي على محمد

الثامن عشر : السلام بعدها في القعود وأقله السلام عليكم

التاسع عشر : الترتيب 

بأن يأتي بالنية مع التكبيرة 

ثم الفاتحة في القيام 

ثم الركوع مع طمأنينته 

ثم الإعتدال مع طمأنينته 

ثم الجلوس بعده مع طمأنينته 

ثم السجود الأول مع طمأنينته 

ثم الجلوس بعده مع طمأنينته 

ثم السجود الثاني مع طمأنينته 

فهذا ترتيب أول ركعة ثم يأتي بباقي الركعات مثلها إلا أنه لا يأتي فيها بالنية وتكبيرة الإحرام 

فإذا تمت ركعات فرضه جلس الجلوس الأخير 

ثم قرأ التشهد فية 

ثم صلى على النبي قال اللهم صلي على محمد 

ثم قال السلام عليكم

Adapun rukun – rukun sholat itu ada 19 :

Rukun ke -1 : Niat didalam hati dengan cara;
Niat didalam hatinya pekerjaan – pekerjaan sholat, dan diungkapkan dengan kalimat “usholli”
Niat didalam hatinya kewajiban sholat, dan diungkapkan dengan kata “fardhu”
Niat menentukan sholat yang dikerjakan, dan diungkapkan dengan kata “dhuhur, ashar, maghrib, isya’ atau shubuh” (Semisal akan mengerjakan sholat dhuhur, maka niatnya “usholli fardhos shubhi”)
Apabila hal-hal tersebut telah dilakukan , lalu mengucapkan “Allohu akbar” tanpa melupakan niat –niat tersebut.

(Maksudnya; sebelum mengerjakan sholat, niat tersebut dianjurkan untuk diucapkan agar membantu niat dalam hati. Sedangkan niat yang menjadi rukun sholat harus dikerjakan ketika takbir, jadi lisannya mengucapkan takbir sedangkan hatinya niat sholat).

Dan apabila sholatnya berjama’ah niatnya ditambah dengan “ma’muman(jika ia menjadi makmum, jika menjadi imam maka niatnya “imaman").

Rukun ke – 2 : Takbirotul ihrom, yaitu (mengucapkan) Allohu akbar. 

Rukun ke – 3 : Membaca Al-Fatihah ketika berdiri

Rukun ke – 4 : Berdiri dalam sholat fardhu, jika ia mampu untuk berdiri meskipun dengan bantuan tali atau orang lain yang membantu

Rukun ke – 5 : Rukuk, dengan cara membungkukkan badan tan;pa mengendurkan kedua lututnya (kedua lutut harus tegak)
Rukun ke – 6 : Thuma’ninah (tenang) ketika ruku’, yaitu dengan cara memisahkan gerakan turunnya (untuk melakukan ruku’) dan berdirinya kembali (i’tidal) dan semua anggota tubuhnya tenang (sebelum berdiri kembali untuk I’tidal).

Rukun ke – 7 : I’tidal, dengan menegakkan badannya dan kembali berdiri.

Rukun ke – 8 : Thuma’ninah ketika I’tidal, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam rukuk.

Rukun ke – 9 : sujud pertama, dengan cara :
Meletakkan keningnya yang terbuka pada tempat sholatnya sedikit menekankan keningnya dengan tanpa digerakkan (dengan perkiraan seumpama keningnya menempel pada tempat sujud yang berupa kapas, maka akan nampak bekasnya),
Mengangkat bagian pantat dan sekelingnya, lebih tinggi dari pada kedua pundaknya, kedua kakinya dan kepalanya,
Meletakkan bagian dari kedua lutut, bagian dalam kedua telapak tangan dan bagian dalam jari – jari kakinya.  
Rukun ke – 10 : Thuma’ninah ketika sujud, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam rukuk.

Rukun ke – 11 : Duduk diantara 2 sujud, dengan cara menegakkan badannya dalam keadaan duduk.

Rukun ke - 12 : Thuma’ninah ketika duduk diantara 2 sujud, sebagaimana yang telah dijelaskan pada rukuk.

Rukun ke – 13 : Sujud kedua dengan cara seperti sujud pertama, sebagaimana dijelaskan pada keterangan yang telah lalu.

Rukun ke -14 : Thuma’ninah ketika mengerjakan sujud yang kedua, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam rukuk.

Rukun ke – 15 : Duduk terakhir dengan menegakkan badannya.

Rukun ke – 16 : Membaca tasyahud (tahiyat) saat duduk terakhir.

Rukun ke – 17 : membaca sholawat kepada Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam ketika duduk setelah selesai membaca tasyahud. Bacaannya minimal “Allohumma sholli ‘ala Muhammad” (Ya Alloh, semoga Engkau senantiasa memberikan rahmat kepada Nabi Muhammad).

Rukun ke – 18 : Salam setelah membaca sholawat, yang dikerjakaan ketika duduk terakhir. Minimal dengal mengucapkan; “Assalamu ‘alaikum” (Semoga keelamatan diberikan kepa kalian).

Rukun ke – 19 : Berurutan, dengan cara;
Pertama mengerjakan niat bersamaan dengan takbirotul ihrom,
Kemudian membaca fatihah, yang kesemuanya dikerjakaan saat berdiri,
Kemudian rukuk dengan thuma’ninah,
Kemudian i’tidal dengan thuma’ninah,
Kemudian sujud yang pertama dengan thuma’ninah,
Kemudian duduk dengan thuma’ninah sesudah sujud,
Kemudian sujud yang kedua dengan thuma’ninah.
Ini adalah urutan roka’at pertama, kemudian mengerjakan roka’at – roka’at sisanya sebagaimana yang dikerjakan dalam roka’aat pertama, hanya saja tidak lagi niat dan takbirotul ihrom.
Dan apabila semua roka’at sholat fardhunya telah dikerjakan dengan sempurna, lalu duduk untuk mengerjakan duduk terakhir,
Kemudian membaca tasyahhud,
Kemudian membaca sholawat kepada nabi dengan mengucapkan; “Allohumma sholli ‘ala Muhammad”,
Kemudian mengucapkan “Assalamu ‘alaikum”.

وأركان الصلاة ثلاثة أقسام

الأول : قلبي

 وهو النيه فقط

وشرطها

أن تكون مع تكبيرة الإحرام

وأن تكون في القيام

الثاني : القوليه

وهي خمسة

تكبيرة الإحرام أول الصلاة

وقراءة الفاتحة في كل ركعة

وقراءة التشهد

والصلاة على النبي

وسلام آخر الصلاة

ثلاثتها في العقدة الأخيرة

وشرط هذه الخمسة

أن يسمع نفسه إذا لم يكن أصم ولامانع ريح ولغط ونحوهما وإلا رفع بحيث لو زال الصمم والمانع لسمع

وأن لاينقص شيئا من تشديداتها وحروفها

وأن يخرجها من مخارجها

وأن لا يغير شيئا من حركاتها تغييرا يبطل معناها

وأن لايزيد فيها حرفا يبطل به معناها

وأن يوالي بين كلماتها

وأن يرتبها على نظمها المعروف

الثالث : الفعلية

 وهي ثلاث عشر

القيام

والركوع

وطمأنينته

والإعتدال

وطمأنينته

والسجود الأول

وطمأنينته

والجلوس بعده

وطمأنينته

والسجود الثانى

وطمأنينته

وواحد بعد آخر ركعة وهو

الجلوس الأخير

وواحد ينشأ من فعل هذه الأركان في موضعها وهو

الترتيب

وشرط الأركان الفعلية

صحة ما قبلها من الأركان

وأن لا يقصد به غيرها

Rukun –rukun sholat itu terbagi menjadi 3 bagian :

Pertama; rukun yang bersifat hati (qolbiy).

Rukun qolby itu hanya niat saja.

Syaratnya niat adalah :
Dikerjakan bersamaan dengan takbirotul ihrom.
Dikerjakan pada saat berdiri (bagi orang yang mampu sholat dengan berdiri).

Kedua; Rukun yang bersifat ucapan (qouliyah).

Rukun qouliyah itu ada 5 :
*Takbirotul Ihrom saat memulai sholat
*Membaca surat Al-Fatihah pada setiap   roka’at sholat
*Membaca tasyahud
*Membaca sholawat kepada Nabi
*Salam diakhir sholat.

Tiga rukun yang disebutkan diakhir dikerjakan pada saat duduk yang terakhir

Syarat dari kelima rukun ini adalah :
Suara bacaan tersebut bisa didengar sendiri oleh orang yang mengucapkannya, jika memang orang yang mengucapkannya tidak tuli (bisa didengar bagi orang normal), dan tidak terhalang oleh angin, suara kegaduhan dan semisalnya. Jadi apabila bacaan tersebut tak bisa didengar karena hal – hal tersebut, maka diperkirakan seumpama orang tersebut tidak tuli dan tidak ada penghalang, bacaannya akan bisa didengar.
Tak ada yang kurang dari tasydid – tasydid dan huruf – hurufnya.
Dibaca sesuai dengan makhroj – makhrojnya
Tidak merubah harokat – harokatnya dengan perubahan yang bisa merusak artinya
Tidak menambahkan huruf yang akan merubah artinya.
Kalimat – kalimatnya dibaca secara terus menerus (tidak dipisah kecuali secukupnya saja untuk mengambil nafas)
Dibaca sesuai dengan urutan yang sudah diketahui.
Ketiga; Rukun yang bersifat perbuatan (fi’liyah).

Rukun fi’liyah itu ada 13 :
*Berdiri
*Rukuk
*Thuma’ninah ketika mengerjakan rukuk
*I’tidal
*Thuma’ninah ketika mengerjakan i’tidal
*Sujud pertama
*Thuma’ninah ketika mengerjakan sujud pertama
*Duduk setelah sujud pertama
*Thuma’ninah ketika mengerjakan duduk setelah sujud pertama
*Sujud kedua
*Thuma’ninah ketika mengerjakan sujud kedua
*Dan ada satu rukun yang dikerjakan diakhir roka’at, yaitu : Duduk yang terakhir
*Dan ada satu rukun yang akan timbul apabila rukun – rukun ini dikerjakan pada tempatnya, yaitu: Berurutan.

Syarat – syarat dari rukun – rukun fi’liyah adalah :
rukun – rukun yang dikerjakan sebelumnya telah dikerjakan dengan sah
Tidak ada niat lain ketika mengerjakan rukun – tersebut (selain niat mengerjakan rukun sholat)

#NgajiSafinatusSholah2
#SantriMbelinxsID
#NahdhotulUlama
#AhlussunnahWalJamaahAnNahdhiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA - SYARAH SAFINATUN NAJA

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA  - SYARAH SAFINATUN NAJA | Pustaka Mampir Karya Syekh Muhammad Nawawi b...