Sabtu, 16 November 2019

PERJALANAN CINTA KH MAFTUH BASTHUL BIRRI(PENGASUH PONDOK PESANTREN MQ LIRBOYO)

PERJALANAN CINTA KH MAFTUH BASTHUL BIRRI(PENGASUH PONDOK PESANTREN MQ LIRBOYO) 

Pucuk dicinta ulam pun tiba,mungkin itulah peribahasa yang pas untuk menggambarkan perjalanan cinta Syaikhina wa Murobbi Arwahina KH. Maftuh Basthul Birri dengan istri terkasih bunyai Khotimatul Khoir putri ke lima almaghfurlah KH. Marzuqi Dahlan Lirboyo Kediri.

Kalau saya melihat di kamus pribahasa, arti dari pribahasa itu adalah mendapatkan sesuatu yang lebih dari ekspektasi, lebih dari yang diharapkan / dicita-citakan.
Saat itu, Mbah Yai Maftuh sudah berumur 27 tahun setelah perjalanan panjang "rihlah ilmiahnya" selama 13 tahun di berbagai pondok pesantren; Di Krapyak Yogyakarta 5 tahun, Lirboyo Kediri 5 tahun dan Sarang Lasem Rembang 3 tahun. Kemudian beliau memutuskan boyong, menetap di rumah untuk mengembangkan & mengamalkan ilmunya dan yang paling urgen adalah mencari pasangan hidup.

Seperti umumnya pemuda, beliau pun berikhtiar mencari pasangan hidupnya meskipun toh jodoh sudah ditaqdirkan oleh-Nya. Ikhtiar ini bukannya tidak percaya dengan taqdir ALLAH tapi lebih ke "adabiyah" toto kromo ke Pengeran bahwa memang kita lah yang butuh kepada-Nya.

Usaha beliau dalam mencari tulang rusuknya sudah bisa dibilang maksimal, mulai dicarikan orang lain beberapa calon pendamping hidup yang sekiranya cocok, tapi dari calon-calon itu tidak satupun yang dapat menggetarkan hati beliau tuk meminangnya. Lalu beliau juga mencari sendiri, tapi alhasil belum juga mendapatkan sosok calon ibu yang pantas menjadi madrasah bagi putra-putri beliau. Memang mungkin belum waktunya ALLAH mengirimkan jodoh yang masih dipingit ALLAH itu. Tapi tidak sampai menunggu setahun, akhirnya ALLAH mempertemukan beliau dengan belahan hidupnya yaitu Bu Nyai Khotimatul Khoir.

Singkat cerita, setelah beliau pulang dari ibadah haji, merasa terpanggil untuk sowan kepada Kiai Lirboyo, yaitu Almaghfurlah KH. Marzuqi Dahlan. Tapi ada yang tidak biasa dalam sowan kali ini, umumnya orang sowan itu hanya sebentar, bertemu, mengutarakan hajat, dibacakan doa, selesai, pulang. Tapi kali ini, sowan beliau terbilang lama, perlahan Mbah Marzuqi dawuh-dawuh kemudian beliau mengutaran sebuah hal yang sangat penting. Yaitu menjodohkan beliau dengan putrinya yang ke lima,yaitu Bu Nyai Khotimatul Khoir. 

Akhir statemen Mbah Marzuqi "tidak usah dijawab sekarang, besok saja kapan-kapan saya mau menemui orang tuamu di Kutoarjo".

Dan beberapa bulan kemudian, Mbah Marzuqi pun sungguh-sungguh datang ke rumah orang tua beliau di Kutoarjo bersama Almaghfurlah KH. Abdul Aziz Manshur menantunya, Almaghfurlah KH. Bahru Ulum dan Mbah Akhlis. Dan memutuskan bahwa tanggal 29 Syawwal akan dilangsungkan akad nikah di Lirboyo.

Dalam karyanya KH. Maftuh Basthul Birri yang berjudul "Sepercik Air Laut Perjalanku" beliau berpesan: "Perlu dicatat bahwa sebelum nikah, saya belum kenal dengan calon istri, belum pernah mengerti dan melihat sama sekali, meskipun mungkin ada orang yang tidak percaya. Bagi saya, semua itu tidak ada masalah. Untuk apa nadzhor (melihat calon / ta'arruf) terlebih dahulu atau tanya tentang dia (kepo/stalking), kalau oleh ALLAH sudah ditaqdirkan jodohnya".

Masih pesan beliau : "Orang berpacaran, cowok mikir cewek atau cewek mikir cowok, pasti selalu gelisah tidak pernah tenang hidupnya, kalau itu tidak dihilangkan maka hilangkanlah. 
Anda akan sangat beruntung, hidupnya bisa tenang dan bahagia. Karena itu sangat sulit dihilangkan kalau sudah kadung/terlanjur.
Maka, jangan coba-coba, hati-hati sejak awal, selalu menjaga diri, jaga jarak antara putra dan putri berlainan jenis yang bukan mahram. Jangan memudahkan bergaul. Jangan sampai terkena imbas dari berpacaran. Semua tidak ada gunanya. Mintalah pasangan hidup langsung kepada ALLAH dengan penuh kesabaran dan tawakkal".

Kehidupan rumah tangga beliau sangat harmonis & romantis dalam menjalani bahtera keluarga. 

Semoga beliau berdua panjang umur, sehat selalu, bahagia selalu. Dan semoga kita diakui santri beliau di dunia maupun di surganya kelak.

Sehat terus Mas Yai,dangu mboten kepangge🙏🙏

#SantriMbelinxsID
#KeluargaBaniMuhyi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA - SYARAH SAFINATUN NAJA

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA  - SYARAH SAFINATUN NAJA | Pustaka Mampir Karya Syekh Muhammad Nawawi b...