Jumat, 15 November 2019

SAAT HABIB ALI AL-JUFRI BERTEMU DENGAN PEMBUNUH AYAHNDA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

SAAT HABIB ALI AL-JUFRI BERTEMU DENGAN PEMBUNUH AYAHNDA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Membalas kejahatan dengan kebaikan

Sayyidi Al Habib Ali Al Jufri:
"Aku pernah berada di kota Aden, berada dalam satu majlis dengan seorang bekas penguasa / pemimpin yang sangat dzolim, dimana ketika berkuasa dia melakukan banyak kemungkaran dengan membantai atau membunuh banyak ulama-ulama besar Hadramaut, diantaranya, salah satu yg menjadi korbannya adalah guru mulia kami assyahid Al Habib al Imam Muhammad bin Salim Bin Hafidz, ayahanda dari guru kami Habib Umar Bin Hafidz.

Takdir telah membawaku untuk bertemu dengannya dan Ketika menatapnya (setelah aku diberitahu siapa dia) timbul perasaan tidak suka / tidak nyaman bahkan aku tidak mau berbicara dengannya, meskipun sekedar berdakwah sekalipun, aku tahu sikapku ini keliru dan salah, karena memanggil orang ke jalan ALLAH harus diutamakan, tak peduli siapa mereka atau apa yang pernah mereka lakukan, dan tiba tiba saja, orang dzolim itu menghampiriku dan berkata, 
“Aku ingin bertobat! Apa yang harus kulakukan?”

Aku berusaha keras untuk menguasai diriku, agar bisa menjawab permintaannya dengan baik, aku berusaha tersenyum supaya ia tidak pergi menjauh dari kebenaran yang ia inginkan, segera setelah keluar dari majlis aku tetap merasa sangat terganggu dan tidak nyaman, maka aku menelepon guruku Sayyidil Habib Umar Bin Hafidz serta menceritakan dengan siapa aku telah bertemu, dan beliau hanya bertanya,
“Apa maunya?” Aku katakan keinginan orang itu untuk bertobat dan minta maaf, tapi aku tak mampu menuntunnya dengan baik karena hatiku sangat tak menyukai dengan apa yang telah ia lakukan dimasa lalu, Habib Umar kemudian berkata, 
“Ali, penuhilah haq ALLAH atas mu, yaitu menuntun ia kepada ALLAH, tunjukkan kasih sayang dan perhatian atasnya dari dasar hatimu yang paling dalam ..
Dan untuk perasaanmu yg tidak suka berkumpul bersamanya atau ketidaknyamananmu itu alihkan kepada kebencian terhadap ‘perbuatannya’, bukan kepada individu atau orangnya, Rasulullah ﷺ tetap menerima keislaman Wahsyi (orang suruhan Hindun istri abu Sofyan) yang telah membunuh paman tercinta nabi, Sayyidina Hamzah (dengan cara menombaknya dari jauh kemudian memutilasinya), Nabi tetap memaafkan dan mengampuni Wahsyi meski beliau mengalami kesulitan menatap Wahsyi dan berkata jangan biarkan aku melihatnya lagi (karena akan membuat beliau ﷺ teringat lagi keadaan paman beliau kala syahid).”

Kata kata Habib Umar ini sungguh tak ternilai dan sangat amat berharga, karena beliau sedang berbicara tentang Manusia yang pernah melakukan kejahatan terbesar dalam hidup Habib Umar (membunuh Ayah beliau) dan memisahkannya dengan keluarga beliau!! Tetapi Habib Umar tetap teguh mengikuti Sunnah Baginda Rasulullah ﷺ.

Inilah maksud dari ucapan Al Habib Abu Bakar Al Adni yang berkata marilah kita terapkan sunnah sunnah Nabi dalam setiap kejadian atau perbuatan dalam peristiwa hidup kita..
Allahumma sholli alaa Sayyidina Muhammad wa alaa aali Sayyidina Muhammad

 DialektikId
#SantriMbelinxsID
#NahdhotulUlama
#AhlussunnahWalJamaahAnNahdhiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA - SYARAH SAFINATUN NAJA

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA  - SYARAH SAFINATUN NAJA | Pustaka Mampir Karya Syekh Muhammad Nawawi b...