Jumat, 15 November 2019

TENTANG MBAH MOEN

Mbah Moen, ijinkan saya bertanya..
Tanpa mengurangi kemuliaan Panjenengan di mata saya..

Semuanya mencintai Mbah Maimun..
Dari golongan apapun, dari arah manapun.
Saya takjub akan hal ini..
Ini jelas bukan bikinan manusia.
Manusia sekelas apapun tak akan mampu membuatnya.
Dengan harta, jabatan, kekayaan, derajat, kepangkatan, tak akan mampu ditorehkan manusia untuk hal yang demikian besar ini.
Ini jelas bukan bikinan manusia.
Ini jelas bersih dari rekayasa!
Tidak percaya?
Siapapun boleh mencobanya.
Tandingi prestasi Mbah Maimun ini..
Tandingi saja..
Dan ijinkan saya menyaksikannya..

Yang sampai sekarang masih menjadi pertanyaan besar bagi saya adalah, bagaimana caranya dan apa yang membuat Mbah Moen mendapat prestasi seagung ini..
Mbah Moen itu lulusan universitas mana?
Atau Mbah Moen itu pemilik perusahaan apa dan di kota-kota besar belahan dunia ada berapa?
Atau Mbah Moen itu pejabat inti negara mana kok bisa sampai seberpengaruh seperti itu untuk dunia?
Atau Mbah Moen penanam saham terbesar di mana?
Atau Mbah Moen itu sebagai artis kelas apa?
Atau Mbah Moen itu, siapa?

Mbah Moen, Mbah Moen..
Saya kagum dengan apresiasi dunia terhadap njenengan, Mbah..
Tanpa ada janjian, musyawaroh, kesepakatan atau apapun sebelumnya.
Tapi begitu kabar njenengan berpulang telah terang, semuanya bergerak dengan sendiri-sendiri untuk memuliakan njenengan dengan berbagai cara.
Di seluruh dunia!
Jika yang demikian merupakan politik manusia, ah, saya tidak bisa percaya sehebat apapun ia.
Bahkan jika ini merupakan instruksi dari presiden dunia (jika ada) sekalipun, tetap akan ada saja manusia mbrengkele yang tidak manut untuk menjalankan pemuliaan njenengan tadi, Mbah..
Saya tetap masih heran dan bertanya-tanya, apa yang membuat njenengan sedemikian?

Semuanya bisa merasa kehilangan hlo, Mbah..
Biasanya kan, kalau ada orang meninggal itu tidak semuanya sedih, Mbah..
Paling sedihnya ada yang gaya-gaya saja..
Hla ini, begitu njenengan berpulang, semuanya distel otomatis sedih hlo, Mbah..
Terus lagi, Mbah..
Njenengan pernah ngendiko bahwa kematian di hari Selasa adalah indah, hla itu.. njenengan juga berpulang pada hari dimaksud.
Dan sayangnya, sebelum njenengan berpulang sudah ngendiko seperti itu sebelumnya. Jika belum ngendiko saja, saya tidak heran, Mbah..
Terus njenengan juga kapundut di tanah Haram.
Terus katanya mencium Hajar Aswad itu harus rebutan dan sulit, Mbah? Hla njenengan malah dikawal dan dibukakan jalan, seperti tidak ada jama'ah haji lain saja itu, Mbah..
Terus kemudian di tanah yang kondang gersang dan hujan turun sangat jarang pun kemudian tiba-tiba hujan setelah njenengan kapundut.
Terus njenengan disholati jutaan, Mbah.. jutaan haji dan non haji di sana juga umat muslim di banyak belahan bumi di mana saja.
Terus njenengan dimakamkan di Ma'la, berdekatan dengan Sayyidah Khodijah al-Kubro sang Ummul mukminin. Garwo Kanjeng Nabi Muchammad Saaw. yang paling dicintai beliau.
Kabarnya warga negara asing tidak boleh dimakamkan di sana, Mbah?
Hla njenengan bisa..
Terus lagi, Mbah.. karena saya tidak bisa hadir ke sana, Mbah..
Saya melihat video Mbah Anwar Mansur Lirboyo memimpin tahlil untuk njenengan.
Tahlilan di Mekah, Mbah?
Katanya tahlilan dilarang di sana, Mbah?
Hla kok jadi tidak dilarang untuk njenengan?
Hla dalam tahlilan itu kan ada sholawatnya ya, Mbah?
Sholawatnya pake kata Sayyidinaa sebelum menyebut nama Kanjeng Nabi Muchammad Saaw., Mbah..
Hla katanya lafadz sayyidinaa juga ndak boleh, Mbah?
Untuk njenengan kok apa-apa jadi boleh, Mbah?
Ini jelas bukan rekayasa manusia, Mbah..
Terlalu berat tugas sang sutradara jika harus menyelesaikan lakon njenengan yang seperti ini..
Terlalu hebat sang sutradara jika sampai semegah ini lakon njenengan..
Njenengan hebat, Mbah.. njenengan hebat..
Ini jelas bukan skenario siapa-siapa kecuali Dia yang menggerakkan segalanya, Mbah..

Saya sedih memang, Mbah..
Njenengan tidak dimakamkan di bumi Jawa padahal ada kabar Jawa mau diguncang gempa itu merupakan kekhawatiran bagi saya, Mbah..
Saya yakin, gempa atau bencana apapun hanya akan sungkan pada para 'alim, Mbah..
Di Jawa memang masih banyak hamba-hamba 'alim, Mbah..
Tapi bukankah njenengan selalu bersama para beliau?
Kurang sempurna rasanya tanpa hadir njenengan di sini, Mbah..
Njenengan dan para 'alim selalu menjaga bumi ini kan, Mbah?
O iya, Mbah..
Apakah njenengan mendapatkan semua itu karena njenengan 'alim, Mbah?
Jangan-jangan karena itu, Mbah..
Dan 'alim itu merupakan suatu apa yang bisa didapat dari mana sih, Mbah?
Ah, saya sudah terlalu nggladrah, Mbah..
Selamat menjalani perjalanan pisowanan njeh, Mbah..
Di sana, njenengan tidak akan lagi terhalang usia, Mbah..
Di sana, njenengan tidak akan lagi terhalang kesehatan.
Di sana, njenengan sudah tidak akan lagi terganggu dengan gembredeknya kebisingan banyak apapun yang selalu berujung pada kepentingan..
Semoga berkah selalu dicurahkan pada njenengan, pada kami dan pada semuanya njeh, Mbah..
Mohon maaf, Mbah..
Tulisan ini bukan apa-apa..
Hanya sebagai pengingat untuk cucu muridmu ini yang sejak dulu selalu pelupa..

Muhadhoroh PP Al Anwar Sarang
#SantriMbelinxs
#NahdhotulUlama
#MuhibbinGusBahaJogja
#AhlusSunnahWalJamaahAnNahdhiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA - SYARAH SAFINATUN NAJA

TERJEMAHAN KITAB KASYIFATUS SAJA  - SYARAH SAFINATUN NAJA | Pustaka Mampir Karya Syekh Muhammad Nawawi b...